Balai Desa Batioh

Kantor dan balai desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang.

Pantai Nepa

Salah satu wisata pantai, pasirnya sangat bagus.

Hutan Kera Nepa

Monkey Forest. Memang banyak sekali terdapat monyet yang bertempat tinggal di hutan tersebut.

Pelabuhan desa Batioh

Sekitar 70 perahu bersandar di pelabuhan tersebut. 60 diantaranya montor tempel.

Upacara Bendera

Upacara bendera, di SDN Batioh 1.

Kamis, 30 Januari 2014

Acara Maulid Nabi Muhammad SAW di MI. Hidayatul Islam


Pada tanggal 28 Januari 2014, kami (kelompok KKN) mendapat sebuah undangan, untuk menghadiri acara Maulid Nabi, yang diselenggarakan di MI. Hidayatul Islam Batioh, Banyuates, Sampang.


Tampak siswa antusias, mengikuti acara.
Tampak siswa antusias, mengikuti acara. (2)


Kami, total 4 orang, beserta beberapa warga, yang menghadiri acara. 
Sambutan dari Kepala Sekolah MI. Hidayatul Islam
Pemateri, langsung dari Ponorogo


4 warga, yang benar-benar antusias sekali, bersholawat dengan kompaknya.

Hutan Kera Ditepi Pantai Laut Batioh Menguak Sejarah

Pintu gerbang, menuju hutan kera Nepa
Tampak beberapa kera berkeliaran dengan bebasnya.

Desabatioh.com - Hutan kera di tepi pantai laut Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura, dihuni ratusan kera.Dimana agar kera-kera bisa keluar dari dalam hutan, pengunjung harus bersuara keras dan melempar kacang maupun jagung untuk di makan kawanan kera. Mereka kemudian berebut jagung dan kacang yang di lempar pengunjung ke arah kera-kera yang terlihat lapar.

Menurut cerita, Kera-kera tersebut bermula dari terdamparnya seorang putri raja di jaman kerajaan majapahit, putri tersebut di buang karena hamil gara-gara bermimpi bertemu seorang saat pertapa.

Setelah anaknya lahir diberi nama Raden Segoro yang kemudian hari memiliki banyak pengawal berupa kera yang terus berkembang biak hingga sekarang di tempat tersebut.




Mengabdi dan Berjuang.

BANYUATES - Kerja keras berujung pada hasil yang hendak dicapai. Itulah yang selama ini dilakukan oleh Suud Ali. Lelaki yang menjabat sebagai kepala Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Sampang, itu memang tipikal pekerja keras. Hal itu terlihat dari deretan aktivitas dalam kesehariannya. Selain menjadi klebun (kepala desa), suami dari Fatmawati itu juga berprofesi sebagai pengusaha. Banyak usaha yang digelutinya, salah satu yang dikonsentrasikan adalah bisnis kayu bangunan.
Bapak dua anak ini mengatakan, selagi bisa, apa pun dia kerjakan. Kuncinya, kata dia, yang terpenting pekerjaan itu halal dan menghasilkan materi. ”Mumpung masih bisa diberi nikmat sehat kita berusaha demi keluarga,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Madura Rabu (27/2). Dikatakan, jika mengandalkan penghasilan jabatan dari kepala desa jauh panggang dari api. ”Bukan tidak mensyukuri, tapi berusaha mengubah lebih baik lagi,” ungkapnya.
Jiwa pengusaha yang muncul dari lelaki yang menjadi Korcam AKD Kecamatan Banyuates ini sudah lama ada. Bahkan, sebelum dirinya menjabat sebagai Kades. Meski sibuk menjadi pengusaha, namun Suud Ali tidak pernah mengabaikan peran dan tanggung jawabnya. Tak sedikit pun pelayanan masyarakat dia lalaikan hanya untuk kepentingan pribadinya. ”Sejak awal saya menjabat, saya sudah ikrar akan mengabdikan hidup saya demi masyarakat,” pungkasnya.



Selasa, 28 Januari 2014

Kuliah Kerja Nyata

Our lovely banner
Full team, KKN kelompok 28 with Bu Mayang (DPL)

Minggu, 26 Januari 2014

Nepa Beach - Pantai Nepa

Pantai Nepa di sore hari















Daerah ini dapat dijangkau kurang lebih satu jam tiga puluh menit dari kota Bangkalan. Merupakan tempat wisata yang terletak di desa Batioh, Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang. Pantai ini memiliki keindahan panorama yang sangat unik. Karena disamping itu di pinggir pantai terdapat wisata hutan kera sehingga para pengunjung dapat menikmati dan bermain langsung dengan kera-kera yang berkeliaran di sekitar pantai ini. 
Pantai Nepa di sore hari
Pantai Nepa di siang hari

Hutan Kera Nepa - Nepa Monkey Forest

Hutan kera Nepa mempunyai legenda tersendiri. Legenda tersebut berawal dari kisah tiga orang pemuda yang mengaku diri mereka adalah muslim. Namun, kenyataannya mereka tidak pernah melaksanakan ibadah sesuai syariat Islam. Sehingga, mereka mendapat kutukan dari para tetuah desa. Mereka termakan oleh janji mereka sendiri, sehingga dikutuklah mereka menjadi kera. Pada akhirnya, terbentuklah Hutan Kera Nepa.
Nama “Nepa” itu sendiri diambil dari nama sebuah desa tempat tinggal Raden Segoro yang merupakan seorang penyebar agama Islam yang sangat disegani oleh masyarakat sekitar. Disaat Raden Segoro wafat, beliau dimakamkan di dalam hutan kera Nepa tersebut. Sehingga, masyarakat sekitar menyebut hutan Kera tersebut dengan sebutan hutan kera Nepa.  Namun pada dasarnya, secara geografis hutan kera Nepa tidak termasuk kedalam wilayah desa Nepa yang berbatasan langsung dengan desa Batioh. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hutan kera Nepa termasuk ke dalam wilayah desa Batioh.

Gerbang menuju Pantai Nepa dan hutan kera Nepa

Wisata hutan kera Nepa terletak di desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang.  Wisata Hutan kera Nepa merupakan tempat wisata yang masih belum diketahui oleh banyak orang ataupun media massa. Wisata ini selain menjadi tempat wisata bagi para pengunjung juga bisa menjadi tempat observasi spesies Kera ekor panjang. Hal ini dikarenakan Wisata Hutan kera Nepa merupakan suaka bagi spesies Kera ekor panjang yang  jarang ditemui di kawasan – kawasan lainnya. Wisata hutan kera Nepa belum banyak dikenal oleh masyarakat luar. Hal ini dikarenakan wisata tersebut belum terpublikasikan ke masyarakat luas.



Bang Dani (salah satu anggota KKN) sedang memberi makan monyet



Tampak banyak sekali monyet berkeliaran di hutan

Wisata hutan kera Nepa memiliki keunggulan dibandingkan tempat wisata lainnya, hal itu dikarenakan Wisata hutan kera Nepa lokasinya berada tepat di pinggir pantai. Pantai Nepa yang lokasinya terletak disebelah Wisata hutan kera Nepa merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Laut jawa yang membentang luas dan memiliki pemandangan yang indah menjadi nilai tambah untuk kawasan wisata hutan kera Nepa. Pantai Nepa juga memiliki pasir berwarna emas yang membentang luas. Pemandangan yang tidak biasa ini akan membuat para pengunjung merasa kagum. Pada sore hari banyak wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini untuk sekedar melepaskan penat ataupun menikamati panorama keindahan pantai Nepa. Pantai dan hutan kera Nepa ini masih belum banyak terjamah oleh masyarakat luas, sehingga kealamiannya masih terjaga.

Peta Wilayah Desa Batioh

Peta Wilayah Desa Batioh Maps Google


Sabtu, 25 Januari 2014

Profil Singkat desa Batioh

Bali desa Batioh
Batioh, begitulah nama salah satu desa, di Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang. Terdiri dari 6 dusun. Gendungan, Batioh, Duwe'assen, We'duwak, Kapasan, dan Lonseleng. Dengan total lahan 365,22 ha. Diantaranya, lahan sawah 45,37 ha, lahan kering 319,85 ha.

Jumlah penduduk di desa Batioh sekitar 3.816 jiwa. Laki-laki sebanyak 1.801 jiwa dan perempuan sebanyak 2.015 jiwa. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2012, jumlah TKI pada desa Batioh berkisa 5% dari jumlah penduduk. Jumlah ini cukup banyak juga. Sedangkan, untuk pendidikan, jumlah sekolah ada 5 buah. 3 diantaranya Madrasah, dan 2 Sekolah Dasar Negeri (SDN)
anak-anak SDN Batioh 1
anak-anak SDN Batioh 2
Desa Batioh, dibanding dengan desa lain, mempunyai pelabuhan sendiri. Cukup banyak juga jumlah perahu yang dimiliki oleh penduduknya. Terdapat 7 perahu dan 64 motor tempel bersandar di pelabuhan tersebut. Dan meskipun berstatus desa, Batioh memiliki 2 tempat wisata sekaligus. Yakni Hutan Kera Nepa dan Pantai Nepa.
Pantai Nepa
Hutan Kera Nepa


Kamis, 16 Januari 2014

Pelepasan KKN - Selasa, 07 Januari 2014.

Postingan pertama... Cihuy ! :3

Foto-foto dulu, sebelum berangkat KKN. Berjumlah 18 orang, kami dari kelompok 28 KKN UTM, mendapat bagian di desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang.



Foto diatas, dan foto dibawah, kami masih berada di halaman Rektorat Baru Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Sekilas pandang pertama, sekelompok, terlihat friendly semua. :D

Oke, si Fariz, dirimu lagi liat kemana ?
Di halaman tersebut, pelepasan semua peserta KKN dilakukan. Agak membosankan juga, mendengarkan pidato" sambutan. -_-

Dari kanan ke kiri, berkerudung biru Laili, pink Monica, Bagus, dan Fariz. :3


Langsung skip dah, langsung packing" barang, prepare, semua barang bawaan dimasukin ke dalam mobil merah, bertuliskan "SONAR" di bagian belakangnya. Keren kan. B-)

Bang Ervan lagi bawa apaan tuh ?

Oke, sekitar 4 orang, naik mobil merah, dan yang sisanya 14 orang, naik kendaraan roda dua. Sampai juga dah di kantor kecamatan Banyuates, setelah melalui 2 jam perjalanan, untuk melakukan prosesi pelepasan peserta KKN fase ke-II. :o

Kasian kamu Fariz, wajah nampak setengah
Dimulai dari mbak Rizka (kerudung hitam kiri), disusul dengan Mas Ervan, Mas Adi, Mbak Reny, Fariz (wajah terhalang), Mas Agus, dan Pak Kordes tercinta Mas Fiky.












Sekian, postingan pertama kali ini, dan postingan selanjutnya bakal nyritain, hari-hari kami, kelompok 28, di desa Batioh. Sankyuu. :)